Amy Robertson
+971 504788319
VentureOne dan ADASI Bermitra untuk Integrasikan Teknologi Penerbangan Otonom Canggih yang Didukung TII – Menampilkan Perceptra dan Saluki di IDEX 2025
ADASI adalah perusahaan terdepan dalam pembuatan sistem UAV. Seiring dengan teknologi penggunaan ganda yang semakin mendorong skala ekonomi di seluruh dunia, ADASI mengumumkan penggunaan dua teknologi penerbangan otonom yang canggih dari VentureOne Abu Dhabi, yakni Perceptra. Perceptra adalah teknologi navigasi tanpa GPS yang canggih, sedangkan Saluki adalah teknologi kendali terbang pesawat yang sangat aman untuk sistem otonom.
Kedua teknologi hasil pengembangan Technology Innovation Institute ini dirancang untuk menyediakan pengoperasian yang aman dan tangguh di lingkungan tersulit. Teknologi ini telah dioptimalkan bagi produsen UAV dengan ketahanan, presisi, dan keamanan yang lebih baik untuk operasi udara otonom. Kesepakatan antara VentureOne, ADASI, dan TII diresmikan saat IDEX 2025, sebuah pameran industri pertahanan terbesar di Timur Tengah yang menampilkan Saluki dan Perceptra.
Teknologi Global Positioning System (GPS) sudah lama menjadi tonggak dasar navigasi yang mendukung berbagai aplikasi, mulai dari penggunaan telepon pintar sehari-hari hingga operasi pertahanan dan militer yang sangat penting. Namun ketergantungan yang meluas terhadap GPS telah mengungkapkan berbagai kerentanan yang dapat dieksploitasi melalui teknik seperti pengacakan sinyal dan pemalsuan sinyal. Pengacakan sinyal terjadi ketika sinyal pada frekuensi yang sama membanjiri penerima GPS, sehingga mencegah pelacakan lokasi yang akurat. Sedangkan pemalsuan sinyal adalah pengiriman sinyal palsu untuk menipu si penerima agar menghitung posisi atau waktu yang salah. Kerentanan ini berisiko besar di seluruh sektor yang bergantung pada navigasi yang akurat, termasuk drone otonom, penerbangan komersial, dan pesawat militer.
Di bidang pertahanan dan keamanan, gangguan sinyal GPS dapat memengaruhi keberhasilan misi dan keselamatan personel. Sedangkan dalam penerbangan, kesalahan navigasi dapat menyebabkan penyimpangan jalur penerbangan dan gangguan operasional. Laporan ini menyebabkan industri penerbangan dan regulator internasional seperti IATA dan regulator Eropa, EASA, mencari solusi yang mendesak untuk gangguan GPS, menurut laporan Reuters pada tahun 2024.
Untuk sistem otonom seperti drone dan kendaraan tanpa pengemudi, ketidakmampuan mempertahankan posisi yang akurat dapat menimbulkan bahaya keselamatan, khususnya di lingkungan yang dinamis atau berisiko tinggi, mulai dari penerbangan hingga pertahanan. Karena penggunaan sistem yang bergantung pada GPS terus meningkat, kebutuhan akan solusi navigasi alternatif yang tangguh menjadi kian penting. Perceptra dan Saluki mengatasi banyak tantangan saat ini melalui navigasi berbasis penglihatan yang canggih, sehingga menghasilkan kinerja yang andal dan tangguh.
Kata Dr. Najwa Aaraj, CEO TII, “Perceptra, dengan kemampuan tanpa mengandalkan GPS; dan Saluki, dengan arsitektur Zero Trust (Jangan Pernah Percaya, Selalu Verifikasi) yang canggih, adalah lompatan besar dalam navigasi otonom yang dapat mengubah banyak sektor. Mulai dari mendukung perjalanan yang aman dalam penerbangan komersial, misi pencarian dan penyelamatan dengan navigasi yang akurat, hingga memungkinkan logistik drone perkotaan yang efisien untuk pengiriman di kota padat penduduk, kedua teknologi ini dapat diaplikasikan secara luas di dunia nyata. Kemampuan adaptasinya juga membuat keduanya sangat penting dalam pertahanan dengan memastikan pengoperasian yang aman dan tangguh di lingkungan tersulit sekalipun. Kerja sama ini membuktikan komitmen kami untuk mengembangkan teknologi penggunaan ganda yang canggih untuk melayani kebutuhan sipil maupun kebutuhan pertahanan serta menjadikan UEA sebagai pemimpin sistem otonom generasi mendatang.”
Perceptra adalah sistem berbasis penglihatan yang memastikan keandalan navigasi tanpa GPS sehingga platform udara dapat beroperasi di lingkungan yang tidak mendukung GNSS. Perceptra memiliki fitur penguncian ulang visual, kesalahan navigasi yang rendah, dan integrasi yang mudah di seluruh platform untuk intelijen, pengawasan, pengintaian, dan peperangan elektronik.
Saluki adalah kendali terbang pesawat dan komputer misi yang aman dan berkinerja tinggi dengan arsitektur Zero Trust. Dengan kompatibilitas PX4, kemampuan Gen AI, dan daya komputasi 300 TOPS, Saluki mendukung manajemen banyak kendaraan untuk penggunaan yang sangat penting di bidang pertahanan.
“ADASI hanya memadukan teknologi paling canggih dan teruji di lapangan untuk memastikan UAV kami beroperasi dengan presisi, ketahanan, dan keamanan tak tertandingi, bahkan di lingkungan tersulit sekalipun,” kata Juma Al Kaabi, CEO ADASI. “Perceptra dan Saluki memenuhi kebutuhan UAV generasi berikutnya, yaitu navigasi yang aman dan tanpa GPS, dan kendali misi yang didukung AI.”
“VentureOne berkomitmen untuk memastikan penelitian mutakhir menjadi kenyataan guna memberikan dampak positif dan mengubah industri,” kata Reda Nidhakou, CEO Sementara di VentureOne. “Saluki dan Perceptra hanyalah dua dari banyak inovasi baru yang akan membantu memastikan pengoperasian drone yang lebih tangguh dan aman di berbagai sektor, mulai dari sektor pertahanan. Kami sedang mengerjakan portofolio otonomi dan keamanan udara yang lebih komprehensif yang akan berperan utama dalam operasi drone di masa mendatang.”
Minggu lalu, TII mengumumkan kerja sama dengan General Civil Aviation Authority (GCAA) untuk mendukung upaya regulasi dengan mengembangkan berbagai metodologi canggih bagi desain koridor udara. Metodologi ini bertujuan untuk mengoptimalkan rute penerbangan dan mengurangi risiko insiden udara di wilayah udara perkotaan yang kompleks, dengan memastikan navigasi yang aman dan efisien untuk taksi drone dengan awak maupun otonom. Upaya ini, bersama Perceptra dan Saluki, memperkuat visi Abu Dhabi untuk memimpin navigasi generasi mendatang dan otonomi yang didukung AI.
VentureOne dan TII adalah bagian dari Advanced Technology Research Council (ATRC), pengawas ekosistem penelitian dan pengembangan Abu Dhabi untuk memajukan teknologi transformatif dengan dampak global. ADASI adalah bagian dari EDGE Group, perusahaan raksasa di bidang teknologi canggih dan pertahanan.
Sumber: AETOSWire
Pengumuman ini dianggap sah dan berwenang hanya dalam versi bahasa aslinya. Terjemahan-terjemahan disediakan hanya sebagai alat bantu, dan harus dengan penunjukan ke bahasa asli teksnya, yang adalah satu-satunya versi yang dimaksudkan untuk mempunyai kekuatan hukum.
Tersedia Galeri Multimedia/Foto: https://www.businesswire.com/news/home/54208729/en
Amy Robertson
+971 504788319